Pages

Kamis, 14 April 2011

Wanita Islam


Wanita dalam Pandangan Islam

Bagaimanakah wanita dalam pandangan Islam?

Sesungguhnya wanita muslim – muslimah – memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan setiap muslim. Dia akan menjadi madrasah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih, apabila dia berjalan di atas petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena...

dengan berpegang pada kedua petunjut tersebut akan menjauhkan setiap muslim dan muslimah dari segala kesesatan. Kesesatan dan penyimpangan umat terjadi karena mereka jauh dari petunjuk Allah dan ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya. Rasulullah bersabda, “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, di mana kalian tidak akan tersesat selama berpegang dengan keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnahku.” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa’ kitab Al-Qadar III).
Hak-hak, kewajiban, serta pentingnya peran wanita; baik sebagai ibu, istri, saudara perempuan maupun sebagai anak telah dijelaskan secara mendetail dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Peran wanita (ibu) penting karena banyak beban berat yang harus dihadapi, sama berat dengan beban laki-laki (ayah), oleh karena itu kita wajib untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya, dan santun dalam bersikap kepadanya. Kedudukan ibu terhadap anak-anaknya lebih didahulukan daripada kedudukan ayah. Ini disebutkan dalam firman Allah,
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kamu akan kembali.” (QS. Luqman: 14)
Begitu pula dalam firman-Nya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku bajik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari, Kitab al-Adab no. 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah no. 2548)
Kemudian, kedudukan isteri dan pengaruhnya terhadap ketenangan jiwa seseorang (suami) telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Allah berfirman,
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan menjadikan rasa kasih dan sayang di antara kalian.” (QS. Ar-Rum: 21)
Al-Hafizh Ibnu Katsir -semoga Alah merahmatinya- menjelaskan pengertian firman Allah:“mawaddah wa rahmah” bahwa mawaddah adalah rasa cinta, dan rahmah adalah rasa kasih sayang.
Seorang pria menjadikan seorang wanita sebagai istrinya karena cinta dan kasih sayangnya kepada wanita itu. Kita bisa meneladani Khadijah, istri Rasulullah, yang telah memberikan andil besar dalam menenangkan rasa takut Rasulullah ketika beliau didatangi malaikat Jibril dan diberikan wahyu yang pertama kalinya di goa Hira’.
Nabi pulang ke rumah dengan gemetar dan hampir pingsan, lalu berkata kepada Khadijah, “Selimuti aku, selimuti aku! Sungguh aku khawatir dengan diriku.” Melihat Nabi yang demikian itu, Khadijah berkata kepada beliau, “Tenanglah. Sungguh, demi Allah, sekali-kali Dia tidak akan menghinakan dirimu. Engkau adalah orang yang senantiasa menyambung tali silaturahim, senantiasa berkata jujur, tahan dengan penderitaan, mengerjakan apa yang belum pernah dilakukan orang lain, menolong yang lemah dan membela kebenaran.” (HR. Bukhari, Kitab Bad’ al-Wahyi no. 3, dan Muslim, Kitab al-Imanno. 160)
Ingatlah peran besar seorang ‘Aisyah. Dari ‘Aisyah banyak para sahabat, baik sahabat laki-laki maupun perempuan, menerima hadist yang berkenaan dengan hukum-hukum agama.
Ada sebuah kisah yang terjadi belum lama ini tentang istri Imam Muhammad bin Su’ud, raja pertama kerajaan Arab Saudi. Istri beliau menasehati suaminya yang seorang raja untuk menerima dakwah Imam al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab. Sungguh, nasehat istri sang raja benar-benar membawa pengaruh besar hingga membuahkan kesepakatan antara Imam al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab dengan Imam Muhammad bin Su’ud untuk menggerakkan dakwah. Dan -alhamdulillah- kita bisa merasakan hasil dari nasehat istri raja itu hingga hari ini, yaitu aqidah yang tertanam dalam diri.
Sebagai contoh nyata peran wanita yang begitu berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari kaum muslim adalah pengalaman pribadi saya. Ibu saya memiliki peran dan andil yang besar dalam memberikan dorongan dan bantuan terhadap keberhasilan pendidikan saya. Semoga Allah melipat gandakan pahala untuknya dan semoga Allah membalas kebaikannya tersebut dengan balasan yang terbaik – Amin.
Oleh karena itu, rumah yang penuh dengan rasa cinta, kasih dan sayang, serta pendidikan yang islami akan berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Dengan izin Allah seseorang yang hidup dalam lingkungan rumah seperti itu akan senantiasa mendapatkan taufik dari Allah dalam setiap urusannya, sukses dalam pekerjaan yang ditempuhnya, baik dalam menuntut ilmu, perdagangan, pertanian atau pekerjaan-pekerjaan lain.
…CONCLUSION…
“Wanita perlu taat kepada suami” – Tapi taukah kalian bahwa laki-laki wajib taat kepada Ibunya 3xlebih utama daripada kepada Bapaknya…..
“Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada laki-laki”. – Tapi taukah kalian bahwa harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada Suaminya, sementara apabila laki-laki menerima warisan, Ia wajib juga menggunkan hartanya untuk Istri dan anak-anaknya.
“Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak.” – Tapi taukah kalian, bahwa setiap saat wanita didoakan oleh segala umat, malaikatdi muka bumi pada saat ini. dan taukah, jika ia mati karena melahirkan maka itu adalah Syahid dan Surga akan menantinya.
Di akhirat kelak, seorang laki-laki akan dipertanggung jawabkan terhadap 4 orang wanita, yaitu : Istrinya, Ibunya, Anak Perempuannya dan saudara perempuannya. artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : Suaminya, Ayahnya, Anak Laki-lakinya dan saudara laki-lakinya.
Seorang wanita boleh memasuki pintu surga yang mana saja cukup dengan 4 syarat saja, yaitu: shalat 5 waltu, Puasa saat Ramadhan, Taat kepada suaminya dan Menjaga Kehormatannya.
Seorang lelaki wajib berjihad fisabililllah, sementara bagi wanitajika taat akan suaminya dan menunaikan tanggungjawabnya kepada Allah SWT, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihadfisabilillah TANPA PERLU MENGANGKAT SENJATA.
Dengan pemaparan diatas saya berharap muslimah-muslimah yang merasa terintimidasi dan dinomorduakan dalam kehidupannya segeralah ‘bangun’, begitu banyak kemuliaan yang bisa kita capai hanya dengan berbalut daster 24 jam di rumah. Nasib peradaban Islam selanjutnya ada di tangan kita. So, sadari setiap tindakan kita dalam setiap detik yang kita lalui.Perkaya Ilmu, perluas wawasan….
Cernalah kembali makna emansipasi yang selama ini mendoktrin kalian. Karir yang membumbung tinggi dan status sosial tidaklah berarti dimata Allah. Banyak hal yang bisa dilakukan di balik daster lusuh kita. Semangat, sadar dan tetaplah waspada.
Hanya kepada Allah aku memohon, semoga Dia memberi taufik-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat melakukan apa yang Dia cintai dan Dia ridhai. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Sekian yang dapat saya sampaikan... :)


Sumber : http://mrsrani.wordpress.com/2010/12/27/pengaruh-wanita-islam-dalam-kehidupan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut